Alkitab (Bagian Kedua)


Gambar Di kiri adalah perpustakaan Vatikan. Salah satu tempat yang menyimpan manuskrip Alkitab.
Sedangkan gambar di kanan adalah
manuskrip Alkitab yang masih tersimpan sampai sekarang.


Banyak tuduhan yang mengatakan bahwa Alkitab sekarang palsu.
Bagaimana itu dapat dikatakan?
Padahal manuskrip Alkitab misal manuskrip Perjanjian Baru dari abad pertama masih tersimpan di tempat seperti perpustakaan Vatikan.
Manuskrip itu bisa di lihat siapa saja secara langsung.
Semua argumen yang di buat seharusnya berdasarkan fakta yang nyata.
Misal:
Saat ini Obama adalah Presiden Amerika Serikat.
Namun bagaimana bisa ada yang mengatakan bahwa dia bukan Presiden Amerika Serikat?
Opini tersebut yang mengatakan bahwa Obama bukan Presiden Amerika Serikat adalah lelucon yang konyol dan memalukan karena sudah jelas faktanya Obama adalah Presiden Amerika Serikat.
Hal ini akan sama konyolnya jika ada yang mengatakan bahwa Alkitab palsu.
Karena manuskrip-manuskrip Alkitab masih ada dan masih bisa di lihat oleh siapa saja.
Bedakan fakta yang ada dengan opini sendiri.

Ada pula yang menuduh Alkitab telah di revisi.
Revisi : re·vi·si /révisi/ n peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan. (KBBI)
Sebelumnya mari kita lihat perbandingan terjemahan Alkitab dari versi lama dan versi sekarang ini.

KL (1863)
Yohanes 1:1
"Maka pada moelanja Kalam itoe ada, maka Kalam itoe beserta dengan Allah, dan Kalam itoelah Allah."

TB (1974)
Yohanes 1:1
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."

Lihat pada contoh perbandingan ayat terjemahan lama dan baru di atas, sama sekali tidak ada perbedaan makna.
Yang menjadi perubahan hanya penggunaan bahasanya yaitu perubahan 'oe' menjadi 'u' dan Kalam menjadi Firman.
Kalam sinonim dari kata Firman.
Sedangkan 'oe' di gunakan di Indonesia pada masa lampau yang sinonim dan cara bacanya sama dengan 'u' yang lazim di gunakan di Indonesia dewasa ini.
Sehingga yang di maksud revisi sebenarnya bukanlah manipulasi Alkitab tapi hanya perbaikan terjemahan Alkitab sesuai perkembangan penggunaan bahasa namun makna dan artinya tetap sama.


Jadi kalau pun ada yang menuduh Alkitab telah di palsukan,hal itu sama sekali tidak terbukti.
Lihatlah kenyataan,jangan beropini yang tanpa bukti.

Tantangan kembali muncul setelah penemuan injil-injil gnostik pada tahun 1945 di perpustakaan Nag Hammadi di Mesir.
Apa sebenarnya injil-injil itu?

Injil gnostik merupakan injil ekstrakanonik yang menggunakan bahasa Koptik.
Dari hasil penelitian, injil-injil gnostik itu berasal dari abad ke-2 atau sesudahnya.
Walaupun injil-injil itu mengatakan beberapa rasul sebagai penulisnya, namun jelas itu hanya suatu kebohongan.
Injil-injil itu ditulis pada abad ke-2 atau sesudahnya sedangkan para rasul hidup pada abad pertama.
Sudah jelas di sini bahwa perbedaan masa itu menunjukkan kepalsuan injil-injil itu.
Tidak mungkin para Rasul yang hidup pada abad pertama menulis Injil pada abad kedua atau sesudahnya.
Maka dari itu jelas injil-injil gnostik itu palsu dari sisi penggunaan nama Rasul dan zaman penulisannya pun berbeda jauh dengan zaman hidup para rasul.

Pada masa-masa setelah masa rasul-rasul, timbul banyak kitab-kitab yang menceritakan tentang Yesus namun sangat menyimpang dari apa yang tertulis dalam Perjanjian Baru dari abad pertama.
Timbul bidah atau ajaran sesat seperti Arianisme.
Hal tersebut mungkin di timbulkan karena Alkitab asli pada zaman itu sedang dalam proses kanonisasi atau jumlah penyebarannya terbatas sehingga banyak dari bidah tersebut tidak mempunyai dasar yang kuat.
Ironisnya malah injil-injil palsu yang beredar yang mempengaruhi paham bidah-bidah tersebut.
Penemuan terbaru adalah injil yang mengaku ditulis murid Yesus dan tokoh Kristen awal padahal bukan.
Palsunya bisa beberapa di buktikan dari hal berikut:
-dia bukan salah satu dari 12 murid (ditambah 1 pengganti Yudas Iskariot serta Paulus)
-Penggunaan bahasa Italia yang merupakan bahasa yang lazim di gunakan pada abad pertengahan, bukan abad pertama.
-Kesalahan pengetahuan geografis penulisnya.
Bagaimana tokoh Kristen awal tidak tahu geografis Palestina-Israel?
Padahal tokoh-tokoh Kristen awal berkarya di daerah tersebut di mana jemaat perdana juga dari daerah tersebut.

Dewasa ini, orang Kristen memang banyak menghadapi banyak tantangan seperti tuduhan.
Namun bila di teliti lebih dalam lagi, semua itu hanya omong kosong yang tidak punya dasar argumen yang jelas.
Tapi yang utama adalah iman, apa orang Kristen benar-benar percaya dan yakin pada Alkitab.

Semoga artikel ini bermanfaat..
Tuhan Yesus memberkati!

0 komentar:

Blogger Template by Blogcrowds