Eli, Eli, lama sabakhtani

Matius 27:46
'Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: Eli,Eli,lama sabakhtani?" Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?"'

Mengapa hal ini bisa terjadi?
Padahal Yesus adalah Tuhan Allah sendiri.

Perlu ditekankan bahwa Yesus mempunyai dua kodrat.
Pertama, Dia adalah Firman Allah yang kekal bersama-sama dengan Allah dan yang adalah Allah.
Namun, tentu saja daging atau tubuh kemanusiaan Yesus atau wujud inkarnasi Yesus bukanlah Allah.
Karena jika tubuh kemanusiaan Yesus adalah Allah, masakan Allah mati?
Jika tubuh kemanusiaan Yesus adalah Allah, masakan Allah digantung di kayu salib?
Inilah yang perlu ditekankan, bahwa ketika Yesus wafat yang merasakan kematian adalah tubuh kemanusiaan Yesus.
Firman dan Allah Sang Pemilik Firman tidak ikut merasakan kematian tubuh kemanusiaan Yesus.
Hal ini dapat saya analogi:
hasil dari buah pikiran saya dicetak dalam buku atau direkam dalam pita kaset.
Ketika buku atau pita kaset yang adalah penjelmaan dari buah pikiran saya itu sobek atau rusak, apakah pikiran saya dan saya ikut rusak juga? Tentu tidak! Karena kertasnya dan pitanya bukan saya.
Meskipun dalam buku dan pita kaset itu adalah penjelmaan buah pikiran saya.

Begitu juga antara kemanusiaan dan keilahian-Nya sebagai Firman Allah juga "tidak terbagi dan tidak terpisah".
Maksudnya, sekalipun Firman Allah sama sekali tidak merasakan atau tidak dapat disentuh oleh maut, tetapi dengan kematian tubuh insani Yesus itu Allah turut "berbela rasa" dengan umat-Nya.
Ibarat bendera suatu negara yang merupakan kebanggaan seorang raja.
Ketika bendera itu diinjak-injak oleh musuhnya, hati raja terasa tercabik-cabik meskipun tubuhnya sama sekali tidak terluka.

(Di tulis oleh Oland Benz Sitorus)

Sebenarnya Yesus Kristus tidak pernah memanggil Bapa dengan panggilan "Allah".
"Eli, Eli, lama sabakhtani" merupakan ungkapan puncak kesedihan hati Yesus.
Hal itu di sebabkan Kodrat Keilahian Yesus harus pergi meninggalkan tubuh kemanusiaan Yesus.
Ia mengalami penderitaan dan kesakitan serta mengutip salah satu Mazmur berikut ini:

Mazmur 22:2
"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku."

Mazmur 22:2 di atas sering diucapkan sebagai doa oleh kalangan Yahudi tatkala mereka mengalami penderitaan.
Kalau Yesus menanggung hukuman dosa, maka Dia harus mengalami keterpisahan(dan kematian).
Keterpisahan Kodrat Ilahi Yesus dengan tubuh kemanusiaan-Nya merupakan hal yang sangat membuat hati Yesus sedih seperti yang sudah saya katakan tadi.
Mengapa "Roh Allah" harus pergi?
Sebab kalau tidak demikian Yesus tidak akan pernah bisa mati dan ini adalah keharusan/cawan pahit yang harus diterima oleh Yesus bahwa Dia harus mati sebagai “kurban” atas dosa-dosa manusia.

Blogger Template by Blogcrowds